Menjadi orang beruntung adalah cita-cita setiap orang yang mengisi planet biru ini; Bumi. keberuntungan adalah impian setiap orang agar hidupnya bisa tenang, nyaman dan tenteram, penuh dengan kedamaian untuk menerima kenyataan ditengah kehidupan ini. Namun ternyata dalam kenyataannya berbicara lain, seolah-olah tidak semua orang diciptakan memiliki keberuntungan dalam hidupnya, seolah-olah tuhan tidak adil dalam persepsi sebagian besar orang yang telah salah menilai makna sebuah keberuntungan. Mengapa demikian? Terus terang saja, keberuntungan manusia zaman sekarang lebih identik dengan kepemilikan sesuatu yang terlihat tampak oleh panca indera. Jika memiliki mobil mewah maka orang tersebut telah menilai hidupnya dalam keberuntungan. Memiliki rumah mewah dan megah juga demikian. Seakan-akan kita membenarkan bahwa mobil mewah ditambah rumah megah adalah suatu keberuntungan yang layak disyukuri. Dan ironinya, mereka yang memiliki rumah sederhana apa adanya dinilai tidak memiliki keberuntungan dalam hidupnya. Benarkah demikian?
SALAH. Jika saja menilai demikian, Saya, Anda dan juga mereka telah salah menilai. Jika anda membeberkan sedikit fakta tentang mereka yang hidupnya beruntung. Keberuntungan hidup seseorang tidaklah terletak pada sejumlah kepemilikiannya terhadap sesuatu yang terlihat tampak kasat mata saja, entah itu mobil mewah, rumah megah, tabungan melimpah. Dalam kenyataannya, banyak sekali mereka yang memiliki kekayaan melimpah namun mereka merasa hidupnya jauh dari keberuntungan. Dan tidak sedikit orang yang hidupnya sederhana ala apa adanya merasakan keberuntungan yang luar biasa dalam hidupnya dan semua itu layak untuk disyukuri. Persoalannya adalah tidak pada kepemilikan materi saja, sesungguhnya essensi dari sebuah keberuntungan adalah bagaimana kita bisa menerima segala sesuatu yang telah tuhan anugrahkan dalam kehidupan. Jika boleh membeberkan satu rumus kehidupan, Keberuntungan itu sama dengan Penerimaan + Kesyukuran. Hasilnya adalah kebahagiaan.
Tidak ada gunanya memiliki Rumah megah, mobil mewah dan harta melimpah namun dalam kenyataannya kita tidak pernah bisa merasakan ketenteraman, kenyamanan sekaligus kedamaian, lebih-lebih kebahagiaan. Jika saja tidur membutuhkan konsumsi sejumlah pil tidur setiap harinya, perasaan curiga terhadap setiap orang baru yang datang ingin berjumpa, ketidak harmonisan dalam ikatan rumah tangga, apalah artinya sebuah kekayaan yang melimpah. Keberuntungan tidak menawarkan hidup demikian. Menerima karunia kehidupan adalah anugrah, mensyukurinya adalah jalan untuk bisa membentuk pencitraan diri agar bisa merasakan hidup bahagia. Itulah sejatinya keberuntungan yang tidak tampak dalam tumpukan materi yang melimpah. Pada intinya, keberuntungan itu terletak pada penerimaan hati dengan tulus apa yang telah menjadi milik kita lantas memupuk pikiran dan perasaan dalam zona kesyukuran agar tidak melangkah dalam jurang kegamangan.
Bagi sebagian orang yang hidupnya sudah tercerahkan, apapun yang mereka terima adalah sebuah anugrah, pertanda hidup mereka dipenuhi keberuntungan. Sakit pun juga demikian, mereka tidak serta merta menyanyikan lagu kekisruhan saat tuhan memberikan mereka cobaan dalam hidup; sakit misalnya. Coba saja kita bercermin dari orang tua yang telah menuntun hidupnya dalam kebijaksanaan. Sakit, bagi mereka adalah keberuntungan. Karena bagi mereka sakit adalah kesempatan untuk menghapus segala dosa yang pernah ada, pun juga untuk menambah kedekatan kepada Sang Pencipta. Jadi layak untuk disyukuri, bahwasanya hidup ini penuh keberuntungan.
Berbeda halnya dengan mereka yang lebih sering menyanyikan lagi kekisruhan dalam kehidupan mereka setiap harinya. Dapat gaji berlimpah dirasakan tidak cukup untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka setiap harinya. Memiliki istri cantik tidak cukup untuk menemani kehidupan mereka, lantas apalagi yang mereka inginkan. Perdebatan dalam diri untuk terus menumpuk segala sesuatu yang diinginkan adalah sifat dasar setiap manusia, namun memenuhi segala keinginannya adalah kehendak ego yang layak untuk dikenali lantas dipahami agar hidup tidak terjerumus dalam keterhinaan. Boleh saja memiliki harta karena dengan harta itulah kita bisa menunjang keperluan hidup sehari-hari, memiliki istri cantik layak untuk disyukuri karena itu ada yang bisa menemani kehidupan kita setiap hari. Inilah keberuntungan yang patut dan layak untuk disyukuri.
Dengan cara pandang seperti inilah kita bisa menikmati hidup dalam keberuntungan yang tidak akan pernah lapuk ataupun usang. Tidak ada lagi penghakiman kepada Tuhan bahwasanya tidak semua orang mengalami keberuntungan dalam hidupnya. Jika pikiran dan perasaan kita telah memupuk diri dalam kecukupan, pola hidup sederhana ala apa adanya, maka sepenuhnya kita telah menjadi orang-orang yang beruntung dalam hidup. Jika saja memiliki rumah mewah sekaligus megah maka semua itu layak untuk kita syukuri karena dengan cara itulah tuhan telah memberikan lebih atas hidup ini.
Makna tertinggi sebuah keberuntungan terletak dalam penerimaan terhadap sesuatu yang tuhan anugrahkan bahwa ada satu keyakinan dalam diri, apapun yang menjadi milik kita adalah sesuatu yang teramat tinggi nilainya karena sesungguhnya tuhan telah memberikan sesuatu yang orang lain tidak miliki, tuhan memberikan yang layak untuk hidup ini, pun juga tuhan telah memberikan yang terbaik, namun sepenuhnya belum kita mengerti arti kehidupan dibalik rahasia kehidupan ini. Hanya dengan pemahaman mendalam kita akan bisa memaknai segala rahasia kehidupan yang telah tuhan titipkan di atas bentangan kehidupan yang sangat luas ini.
10 Penyebab Anda Tidak Beruntung
SALAH. Jika saja menilai demikian, Saya, Anda dan juga mereka telah salah menilai. Jika anda membeberkan sedikit fakta tentang mereka yang hidupnya beruntung. Keberuntungan hidup seseorang tidaklah terletak pada sejumlah kepemilikiannya terhadap sesuatu yang terlihat tampak kasat mata saja, entah itu mobil mewah, rumah megah, tabungan melimpah. Dalam kenyataannya, banyak sekali mereka yang memiliki kekayaan melimpah namun mereka merasa hidupnya jauh dari keberuntungan. Dan tidak sedikit orang yang hidupnya sederhana ala apa adanya merasakan keberuntungan yang luar biasa dalam hidupnya dan semua itu layak untuk disyukuri. Persoalannya adalah tidak pada kepemilikan materi saja, sesungguhnya essensi dari sebuah keberuntungan adalah bagaimana kita bisa menerima segala sesuatu yang telah tuhan anugrahkan dalam kehidupan. Jika boleh membeberkan satu rumus kehidupan, Keberuntungan itu sama dengan Penerimaan + Kesyukuran. Hasilnya adalah kebahagiaan.
Tidak ada gunanya memiliki Rumah megah, mobil mewah dan harta melimpah namun dalam kenyataannya kita tidak pernah bisa merasakan ketenteraman, kenyamanan sekaligus kedamaian, lebih-lebih kebahagiaan. Jika saja tidur membutuhkan konsumsi sejumlah pil tidur setiap harinya, perasaan curiga terhadap setiap orang baru yang datang ingin berjumpa, ketidak harmonisan dalam ikatan rumah tangga, apalah artinya sebuah kekayaan yang melimpah. Keberuntungan tidak menawarkan hidup demikian. Menerima karunia kehidupan adalah anugrah, mensyukurinya adalah jalan untuk bisa membentuk pencitraan diri agar bisa merasakan hidup bahagia. Itulah sejatinya keberuntungan yang tidak tampak dalam tumpukan materi yang melimpah. Pada intinya, keberuntungan itu terletak pada penerimaan hati dengan tulus apa yang telah menjadi milik kita lantas memupuk pikiran dan perasaan dalam zona kesyukuran agar tidak melangkah dalam jurang kegamangan.
Bagi sebagian orang yang hidupnya sudah tercerahkan, apapun yang mereka terima adalah sebuah anugrah, pertanda hidup mereka dipenuhi keberuntungan. Sakit pun juga demikian, mereka tidak serta merta menyanyikan lagu kekisruhan saat tuhan memberikan mereka cobaan dalam hidup; sakit misalnya. Coba saja kita bercermin dari orang tua yang telah menuntun hidupnya dalam kebijaksanaan. Sakit, bagi mereka adalah keberuntungan. Karena bagi mereka sakit adalah kesempatan untuk menghapus segala dosa yang pernah ada, pun juga untuk menambah kedekatan kepada Sang Pencipta. Jadi layak untuk disyukuri, bahwasanya hidup ini penuh keberuntungan.
Berbeda halnya dengan mereka yang lebih sering menyanyikan lagi kekisruhan dalam kehidupan mereka setiap harinya. Dapat gaji berlimpah dirasakan tidak cukup untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka setiap harinya. Memiliki istri cantik tidak cukup untuk menemani kehidupan mereka, lantas apalagi yang mereka inginkan. Perdebatan dalam diri untuk terus menumpuk segala sesuatu yang diinginkan adalah sifat dasar setiap manusia, namun memenuhi segala keinginannya adalah kehendak ego yang layak untuk dikenali lantas dipahami agar hidup tidak terjerumus dalam keterhinaan. Boleh saja memiliki harta karena dengan harta itulah kita bisa menunjang keperluan hidup sehari-hari, memiliki istri cantik layak untuk disyukuri karena itu ada yang bisa menemani kehidupan kita setiap hari. Inilah keberuntungan yang patut dan layak untuk disyukuri.
Dengan cara pandang seperti inilah kita bisa menikmati hidup dalam keberuntungan yang tidak akan pernah lapuk ataupun usang. Tidak ada lagi penghakiman kepada Tuhan bahwasanya tidak semua orang mengalami keberuntungan dalam hidupnya. Jika pikiran dan perasaan kita telah memupuk diri dalam kecukupan, pola hidup sederhana ala apa adanya, maka sepenuhnya kita telah menjadi orang-orang yang beruntung dalam hidup. Jika saja memiliki rumah mewah sekaligus megah maka semua itu layak untuk kita syukuri karena dengan cara itulah tuhan telah memberikan lebih atas hidup ini.
Makna tertinggi sebuah keberuntungan terletak dalam penerimaan terhadap sesuatu yang tuhan anugrahkan bahwa ada satu keyakinan dalam diri, apapun yang menjadi milik kita adalah sesuatu yang teramat tinggi nilainya karena sesungguhnya tuhan telah memberikan sesuatu yang orang lain tidak miliki, tuhan memberikan yang layak untuk hidup ini, pun juga tuhan telah memberikan yang terbaik, namun sepenuhnya belum kita mengerti arti kehidupan dibalik rahasia kehidupan ini. Hanya dengan pemahaman mendalam kita akan bisa memaknai segala rahasia kehidupan yang telah tuhan titipkan di atas bentangan kehidupan yang sangat luas ini.
10 Penyebab Anda Tidak Beruntung
- Tak Punya Selera Humor - Jika Anda tipe orang yang menanggapi segala hal secara serius, maka Anda masuk daftar pertama ini. Mulailah belajar tertawa. Tawa adalah obat paling ampuh dalam segala hal. Jika Anda tak dapat menjadikan permasalahan yang Anda hadapi sebagai lelucon, malah sebaliknya mengeluh panjang lebar tentang masalah tersebut, bisa jadi masalah ini sebenarnya tak seburuk yang Anda pikirkan. Sekali Anda buktikan, maka sepanjang hidup semua masalah tak seburuk yang Anda kira.
- Menyalahkan Pihak Lain - Kenapa Anda begitu mudah patah? Bukan berarti mengatakan orang lain tak bersalah, tapi saat menunjuk pada hal itu, Anda akhirnya malah mengubah uang Anda sendiri. Sekali lagi, berhentilah merasa menyesali diri dan berhentilah mengeluh. Jika usaha yang Anda lakukan tak membawa hasil seperti yang diharapkan, maka lakukan hal yang berbeda. Jadi orang yang berbeda sesekali, bisa jadi hal bagus buat diri Anda. Ingat, mulailah dengan berhenti mengeluh, dan berdamailah dengan segala keadaan yang Anda hadapi.
- Tak Bahagia Dengan Diri Sendiri Saat Melihatnya di Kaca - Kenapa bisa begitu? Dengan standard siapa Anda membandingkan diri sendiri? Anda sendiri atau orang lain? Yang Sebenarnya, Anda bisa menemukan sesuatu dalam diri sendiri yang membuat Anda bahagia, atau melakukan perubahan. Lakukan keduanya jika Anda mau. Tak seorangpun di dunia ini yang dapat menghentikan Anda berpikir bahwa Anda menarik.
- Tak Punya Harapan Atau Stuck - Tak seorangpun yang dapat membuat Anda merasa lebih baik selain diri Anda sendiri. Anda tak bisa mengharapkan dunia berubah untuk Anda sebelum Anda mengubah diri.
- Bertindak Lebih Dari Kemampuan - Tindakan ini membuat Anda jadi tumpul, dan khususnya tak berarti 'Semua pekerjaan dan tak ada permainan.'
- Khawatir Berlebihan - Semakin Anda khawatir, semakin kurang keyakinan Anda kalau segala sesuatunya akan berjalan dengan baik. Bagaimana Anda dapat mengharapkan mendapat tempat dalam kehidupan jika Anda tak punya keyakinan atau rasa percaya diri? Biarkan semua berjalan apa adanya. Rileks.
- Iri Dengan Keberuntungan Orang Lain - Kapanpun Anda mendengar orang lain mendapat keberuntungan Anda selalu berseru, 'Orang itu bikin aku sangat kesal!' Mungkin jika Anda ikut bergembira dengan keberuntungan orang lain, maka keberuntungan yang sama bisa menular pada Anda.
- Menyalahkan Tuhan - Kadang Anda berpikir betapa Tuhan tidak adil pada Anda. Mungkin sebaiknya mulai sekarang Anda belajar bersyukur dan maka hal-hal baik akan datang menggantikan hal-hal buruk. Anda bisa memulainya dengan bersyukur bangun dalam keadaan sehat di pagi hari.
- Tak Menghargai Hal-Hal Baik Yang Anda Miliki - Sebagai contohnya, Anda tak pernah mensyukuri kalau Anda masih bisa bangun pagi ini dan melihat sinar matahari? Benar begitu? Mulai sekarang, Anda bisa menghitung kebaikan yang Anda miliki dalam hidup dari hal-hal kecil yang Anda miliki.
- Mengeluh Terus Menerus - Sebenarnya, mengeluhkan satu hal malah akan lebih banyak hal lain yang Anda keluhkan. Dan yang pasti semua orang merasa terganggu dengan orang yang suka mengeluh.
0 comments:
Post a Comment